Monday, April 11, 2011

Otak Bisa Langsung Kendalikan Kursor Mouse

Kenapa harus menggerakkan tangan hanya untuk mengendalikan atau mongontrol pergerakan mouse komputer bila kita cukup menggunakan otak untuk melakukannya?

Begitulah kira-kira yang terpikir oleh para peneliti dari Washington University ketika minggu lalu mereka menerbitkan sebuah artikel dalam Journal of Neural Engineering tentang bagaimana mereka menanamkan sensor pada otak yang memungkinkan pengguna bisa malakukan kontrol kursor mouse menggunakan jaringan bicara electrocorticographic.

bayi-operasikan-laptop-ilustrasi.jpg


Sebelumnya sudah ada beberapa teknologi lainnya yang memungkinkan orang untuk mengendalikan sebuah objek dengan pikiran mereka seperti dengan antarmuka headset yang membaca aktivitas otak dari luar tengkorak, dan antarmuka ini memungkinkan orang untuk mengendalikan robot dengan pikiran. Beberapa teknologi yang sudah ada tersebut yang dinilai sama invasifnya dengan menanamkan elektroda di kepala seperti teknologi dari Washington University ini, tidak satupun dari teknologi lain itu yang bisa seakurat teknologi baru ini, yang menggunakan daerah bicara di otak untuk mengendalikan mouse.

Para ilmuwan ini menggunakan sebuah teknik inovatif yang disebut electrocorticography (ECoG) yang memungkinkan mereka memasuki aktivitas listrik dari korteks cerebral (otak) menggunakan elektroda. Elektroda ciptaan para peneliti dari Universitas Washington ini terkandung dalam pembalut plastik yang tertanam di bawah tengkorak dan sisanya di permukaan otak. Teknik invasif ini memberi mereka lebih banyak akses ke gelombang frekuensi lebih tinggi yang lebih kuat yang memberitahukan lebih banyak hal tentang niat kognitif yang ada di otak. Hal ini memungkinkan spesimen (contoh orang dalam penelitian tersebut) untuk mengontrol kursor dengan mengatakan suara "e", "ah", "oo", dan "eh", seperti diberitakan oleh PCWorld.

Hasil penelitian ini memang terdengar sangat menarik dan kita hanya perlu menunggu sampai teknologi ini cukup berkembang sehingga sensor tersebut bisa ditanamkan di otak tanpa adanya resiko kesehatan. Lebih jauh lagi, kita bisa berharap teknologi ini semakin berkembang sehingga nantinya kita tidak perlu lagi mengatakan "e", "ah", "oo", atau "eh" hanya untuk membuka Facebook. :lol:

.

No comments:

Post a Comment